Bupati Mardjoko “Ndalang” di RRI Semarang

Kabupaten Banyumas

 Rangkaian HUT Radio ke-67

Bupati Banyumas, Drs Mardjoko MM, Sabtu malam (30/9) tampil “ndalang” pada Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk yang diselenggarakan dalam rangkaian peringatan HUT Radio ke-67, di halaman RRI Semarang. Bupati berkolaborasi dengan dalang Ki Sri Susilo Thengkléng dari Boyolali membawakan lakon “Tumuruning Wahyu Makuthoromo”. Pentas wayang kulit juga diramaikan oleh Bupati Karang Anyar, Rina Iriani yang tampil bernyanyi.

Wahyu Makuthoromo adalah ajaran yang memuat Hasta Brata, Hasta artinya delapan, Brata artinya laku, delapan sifat alam yang selalu memberikan kebutuhan manusia yang tidak pernah mengharap balasan. Barang siapa yang mendapatkan Makuthoromo, kelak akan mempunyai keturunan yang mampu menjadi seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Maka Prabu Duryudana segera memerintahkan para senopati Kurawa untuk mencari dimana wahyu tersebut akan diturunkan.

Terdengar bahwa wahyu akan turun di Pertapan Kuthorunggu. Para ksatria Pandawa pun tidak ketinggalan berharap bisa mendapatkan wahyu. Pada umumnya wahyu akan mencari wadah atau orang yang berhati suci, berakhlak mulia, jujur dan suka menolong sesama. Semua itu tidak jauh dari kepribadian para Pandawa. Maka yang bisa mendapatkan wahyu adalah Raden Arjuna, yang mampu menerima ajaran Hasta Brata dari sang Begawan Kesawasidi, yang tidak lain adalah jelmaan Prabu Kresna sebagai utusan dewata.

Bupati Banyumas, Mardjoko menjelaskan, apa yang disampaikan dalam lakon wayang tersebut adalah pesan pembangunan dan keagamaan. Disamping itu untuk memberikan tauladan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat Hasta Brata. Disamping itu, kebiasaan “ndalang” yang juga kerap dilakoninya belakangan ini di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Banyumas dan kini mulai merambah di tingkat provinsi, katanya bertujuan untuk menghidupkan Persatuan Perdalangan Indonesia (PEPADI). Dan untuk nguri-nguri kebudayaan khususnya wayang kulit.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Banyumas, Mardjoko menerima penghargaan dari Ketua Pepadi Jawa Tengah, Drs H. Setiadi atas jasa-jasanya dalam membina Pepadi di Kabupaten Banyumas  dan atas pengabdian kepada masyarakat pewayangan serta seni pendalangan pada khususnya.

Pagelaran wayang kulit disaksikan antara lain oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo beserta Ibu Sri Bibit Waluyo, anggota Forkompinda Provinsi Jawa Tengah, Dirut LPP RRI Semarang, Plt Walikota Semarang, Bupati Kendal, Karanganyar, Wonosobo, Temanggung, Grobogan, Demak, Kudus, Semarang, Banyumas, Kebumen, Cilacap, Pekalongan, Rembang, Walikota Salatiga, anggota Forkompinda Kota Semarang, dan para pimpinan instansi vertikal serta tokoh masyarakat setempat.

Gubernur Bibit Waluyo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Bupati Banyumas, Mardjoko atas kepeduliannya untuk “nguri-uri” budaya Jawa yang adilihung yaitu wayang kulit. Bibit juga menyampaikan apresiasi yang sama kepada RRI Semarang atas semua upaya dan program-program yang telah dilakukan untuk melestarikan budaya bangsa.

Pagelaran wayang kulit semalam suntuk diawali dengan penyerahan tokoh wayang Arjuna dan Kresna oleh Gubernur Bibit Waluyo kepada kedua dalang.


01 10 2012 14:56:08